Senin, 01 Maret 2010

Cahaya Itu Jangan Dibiarkan Meredup

Semut-semut kecil... saya mau tanya... apakah kamu didalam tanah... tidak kegelapan... ini adalah penggalan bait sebuah lagu anak-anak, namanye juga anak-anak iseng aje nanya-nanyain semut. Tapi ada benarnya juga bertanya, dengan bantuan apa koloni semut itu dalam beraktivitas di bawah rongga-rongga tanah? yang kita tahu pastinya disana memang gelap, tidak ada cahaya tembus menerangi. Karena dalam sudut pandang manusia dalam beraktivitas kita memerlukan cahaya dalam membantu mata kita dapat melihat.

Ketika siang kita dibantu cahaya mentari, ketika malam kita dibantu cahaya rembulan. Lain manusia lain juga dengan semut, Allah SWT menciptakan semut yang tinggalnya di dalam rongga-rongga tanah yang sarat dengan kegelapan tetapi semut masih bisa beraktivitas dalam kegelapannya itu. Itulah kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

Karena sangat perlunya cahaya, akhirnya manusia berfikir bagaimana kalau cahaya matahari dan rembulan itu tidak bisa maksimal dalam membantu mata kita untuk melihat karena cahayanya terhalang atap atau sekat sebuah bangunan. Maka digunakanlah api untuk menerangi, dari dengan cara membuat obor, api unggun, lampu tempel sampai lilin khususnya untuk dimalam hari. Kemudian akhirnya biidznillah manusia menemukan bola lampu, yang sampai saat ini sangatlah berguna bagi kita untuk membantu beraktivitas dalam ruang yang terhalang dari cahaya sinar mentari dan rembulan.

Cahaya mentari, rembulan, obor, lampu tempel, lilin sampai bola lampu itu memang sangatlah diperlukan oleh kita manusia untuk membantu dalam menjalani aktivitas di dunia ini. Cobalah kita berjalan di dalam gelap, tentunya kita tidak akan bisa kecuali kita mendapati cahaya walaupun hanya sedikit. Bersyukurlah kita akan nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, nikmat mata yang dapat melihat dan nikmat cahaya yang dapat menerangi.

Kita manusia memerlukan cahaya bukan hanya untuk berjalan ketika di dunia, tetapi kita juga amat sangatlah perlu cahaya untuk perjalanan kita menuju ke akhirat. Apa jadinya ketika dalam perjalanan kita menuju akhirat tempat kita hidup untuk selama-lamanya kelak, tidak ada cahaya yang menerangi. Pastinya kita tidak ingin kita tersesat dalam sepanjang perjalanannya, tersesat ke tempat dimana kita tidak menginginkannya.

Hanya ada dua tujuan perjalanan kita menuju akhirat, Syurga dan Neraka. Cahaya akan menuntun kita ketempat yang kita sama-sama inginkan yaitu Syurga. Karena dengan cahaya kita bisa melihat jalan menuju ke sana. Tetapi ketika kita tidak mendapatkan dan jauh dari cahaya itu maka kita akan tersesat menuju Neraka.

”Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al Hadid:28)

Cahaya itu jangan dibiarkan meredup, meredup dengan banyaknya kemaksiatan yang kita lakukan. Meredup bersamaan dengan lemahnya keimanan kita yang ketika dibiarkan semakin turun kualitasnya. Ketahuilah Keimanan kita itu kadang naik dan kadang turun, Imam Al Ghazali menerangkan bahwa keimanan kita naik ketika kita dalam keta’atan kepada-Nya, dan keimanan kita turun ketika kita asyik terlena dengan kemaksiatan kepada-Nya.

Kembalilah kita kepada sumber cahaya itu yaitu Al Qur’an, dan berdoalah kepada Allah SWT untuk senantiasa diberikan kesempurnaan cahaya pada diri kita dan memohon ampun kepada-Nya. Mumpung kita masih diberi waktu.

”Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Qs. As Syuura:52)

”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Qs. At-tahrim:8)


Wallahu a’lam bishshawab

silahkan kunjungi artikel* islamic semoga bermanfaat

http://tarbiahmoeslim.wordpress.com/

Menjadi Orang Besar

Dalam buku La Tahzan (jangan bersedih) karya Dr. ‘Aidh al-Qarni mengatakan bahwa jangan pernah bersedih dengan masa lalu yang telah kita lewati atau dengan masa depan yang belum pernah kita tahu atau belum pernah kita lewati. Setiap manusia tentunya pasti mempunyai masa lalu yang beraneka ragam mulai dari masa lalu yang baik hingga masa lalu yang tidak baik dan cenderung suram atau bisa dibilang masa lalu yang sangat kelam. Masa lalu adalah sebuah perjalan kehidupan yang telah kita lewati dan masa lalu merupakan salah satu sunnatullah bahwa manusia akan mengalami masa lalu dengan segala bentuk apapun dan manusia tidak mempunyai kuasa sedikitpun untuk mengembalikan masa lalu itu kembali lagi.

(telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu minta agar disegerakan (datang)nya) (QS,. An-Nahl :I)

Disamping masa lalu, manusia juga akan menghadapi yang namanya masa depan yang suatu saat atau mau tidak mau harus dijalani dan harus dihadapi, berbeda dengan masa lalu yang telah dilalui, masa depan ini bersifat belum pasti dan belum tentu terjadi sesuai dengan keinginan yang kita mau atau kita harapkan. Masa depan inilah masih bersifat kabur dan tidak jelas, siapa lagi yang tahu masa depan kita selain pencipta kita Allah SWT.

Dengan berbagai macam pemahaman dan pengertian dalam memahami masa lalu dan masa depan tentunya akan lebih baik bila kita bisa lebih memfokuskan diri kita untuk bisa melakukan atau menjalankan sesuatu hal yang lebih berguna dan lebih berfaedah pada hari ini, yaa hari ini. Lupakan semua masa lalu anda yang pernah anda lalui, apabila masa lalu anda sangat kelam, jadikanlah sebagai pelajaran yang berharga untuk diri anda, apabila masa lalu anda sukses, jadikanlah masa lalu tersebut sebagai semangat untuk bisa meraih hal yang lebih positif dihari selanjutnya.

Dan juga jangan terlalu sedih yang berkepanjangan dengan segala masa depan yang belum jelas nantinya, jangan pernah sedih dengan perasaan masa depan anda, janganlah terlalu merenungi terlalu dalam dan menimbulkan efek kesedihan yang terlalu berlebihan dalam memandang tentang masa depan anda baik masa depan anda akan sukses ataupun tidak sukses.

Fokuskanlah diri anda pada hari ini, hari dimana harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang sangat positif dan bermanfaat buat diri anda sebagai bekal diri untuk persiapan di masa depan, buatlah karya besar anda pada hari ini sehingga anda akan lebih siap menghadapi masa depan yang belum pasti, teruslah menjadi yang terbaik pada hari ini sehingga anda akan lebih menjadi manusia yang lebih baik di masa depan, jadikan hari ini seperti hidup anda yang terakhir kalinya dalam hidup sehingga anda akan senantiasa memberikan totalitas yang menyeluruh dalam melakukan segala tindakan-tindakan yang positif. Jadikanlah hari ini sebagai hari anda untuk tidak berkata kotor, jadikanlah hari ini sebagai hari dimana anda bisa menjadi pribadi yang menyenangkan orang lain, jadikan hari ini menjadi hari kontribusi yang besar dan bermanfaat buat semua orang, jadikanlah hari ini senantiasa menjadi hari yang terbaik, lebih terbaik, dan sangat terbaik, hasilkanlah karya besar positif pada hari ini.

Tidak heran rosullulah Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin..

hei all silahkan yg ingin membaca artikel* islamic yang telah lalu silahkan buka blog's nya di